Alasan Pertumbuhan Kinerja Keuangan BMSR
Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) awalnya merupakan perusahaan investasi yang berfokus pada properti real estat. Namun sejak tahun 2008 mengalami model bisnis menjadi distributor produk kimia seperti NaOH (Caustic Soda) dan PVC (PolyVinyl Chloride). Saat ini perusahaan juga memiliki segmen lain seperti batubara.
BMSR merupakan salah satu saham yang masuk pada watchlist Cari Saham Bareng-Bareng (CSBB) di Market Sprint Stock Up. Namun ada hal yang membuat emiten ini terlihat lebih menarik sekarang dibandingkan saat event tersebut dilakukan.
Saat dilakukan perbandingan antar emiten pada sub sektor Barang Kimia Dasar terlihat kalau kinerja keuangan kedua perusahaan tidak berbeda jauh. Yang berbeda hanyalah UNIC berfokus pada perputaran aset (TATO) dan BMSR berfokus pada profitabilitas margin (GPM sampai NPM). PER dan PBV UNIC pun masih lebih murah dibandingkan dengan BMSR.
Namun sekarang terlihat jelas kalau terdapat perbedaan kinerja keuangan yang cukup signifikan dari BMSR bahkan ketika harga sahamnya sudah naik 273% namun rasio PER nya masih dihargai lebih murah dibandingkan UNIC. Inilah yang kita akan coba bahas pada Bites kali ini.
Terlihat kalau pada Q4 2021 perusahaan mencatatkan laba bersih yang sangat signifikan dimana kinerja pada bulan Oktober sampai Desember saja berkontribusi 75% dari keseluruhan laba bersih pada tahun tersebut.
Ternyata ada Rp 132 miliar pendapatan lain-lain yang berkontribusi pada Rp 178 miliar laba bersih tersebut. Hal inilah yang menyebabkan rasio OB pada sub sektor tadi mencapai 100% walau pertumbuhan kinerja keuangan mulai terlihat dari pertumbuhan laba usaha.
Namun kiinerja keuangan per Q1 2022 pun meneruskan pertumbuhan sebelumnya dengan sangat baik tanpa ada pendapatan lain-lain seperti dengan sebelumnya apalagi untuk laba bersih per 3 bulan ini saja sudah melebihi laba bersih tahun lalu jika pendapatan lain-lain tersebut dikeluarkan (bersisa Rp 46 miliar). Hal ini tentu saja membuat emiten BMSR menjadi lebih menarik dibandingkan pesaing pada sub sektor yang sama.
Penyebab utama pertumbuhan kinerja keuangan BMSR adalah kenaikan harga jual karena manajemen sendiri mengakui belum mempunyai rencana untuk ekspansi. Uniknya perusahaan tidak mempunyai penjualan ke luar negeri tetapi berhasil meneruskan harga jual tersebut kepada konsumen lokal yang dimiliki.
Perusahaan pun memiliki jumlah pelanggan yang sangat terdiversifikasi walau perlu diperhatikan kalau pemasok dari perusahaan mayoritas hanya berfokus pada 1 pihak.
Namun produk dari perusahaan sendiri bukan komoditas sehingga kita tidak dapat mengetahui harga acuannya seperti apa dan bisa sampai kapan keuntungan ini akan terus berlanjut. Jadi kita bisa fokus ke gambaran yang lebih besar yaitu industri kimia. Dari manajemen sendiri menjabarkannya seperti ini.
For your information, UBS AG Singapore SA Trans Universal selaku salah satu pemegang saham mayoritas menjual seluruh kepemilikan sebesar 13% pada bulan Februari (harga saham berkisar 250an) dan Chance Stand Finance Limited yang juga merupakan pemegang saham mayoritas (sebesar 71% sebelum penjualan) ikut melakukan penjualan kepemilikan sebesar 11% pada bulan April dengan harga 228. Namun sejak rilisnya laporan keuangan Q1 2022 pada akhir bulan Mei, harga saham sempat naik 315% dan masuk radar UMA sampai mengalami suspensi perdagangan.
