Facing the Black Swan

Istilah Black Swan dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb melalui bukunya yang berjudul: "The Black Swan: The Impact of Highly Improbable", yang ia tulis di tahun 2007.

Buku The Black Swan

3 Karakteristik dari Black Swan:

  1. Outlier (Sangat diluar dari kecenderungan biasanya)
  2. Extreme Impact (Bisa impact yang sangat negatif (biasanya) atau bahkan sangat positif)
  3. Explainable after the Fact (Manusia akan merasionalkan kenapa peristiwa Black Swan sebelumnya terjadi, tapi setelah kejadiannya terjadi, seolah-olah kejadi tersebut dapat diprediksi sebelumnya)

Contoh negatif: Pandemic Covid-19, Bencana 9/11, Tsunami di Aceh, World War

Contoh positif: Penemuan teknologi yang mengubah hidup manusia, dapat uang kaget, harga coal ternyata bisa tembus $400! (positif bagi investor coal)


Basic Principles dari Black Swan

  • Great Uncertainties when trying to forecast the future given the knowledge of the past.
  • Only existent to those without knowledge.
  • UNKNOWN UNKNOWN: Kita tidak tau apa yang kita tidak tahu.

Black Swan is unpredictable, so we need to adjust rather than naively predicting it. Kita bisa mulai untuk sering mempertimbangkan the worst outcome saat melalukan planning.


Sebagai investor, di bukunya, Nicholas Taleb mengajukan 2 strategi ini:

  • Hyperconservative & Hyperaggresive Approach.
    Intinya jangan investasi di yang “medium” risk, karena kita juga tidak tahu ukuran “medium” itu bagaimana. Melainkan sebaiknya alokasikan 85%-90% di aset yang sangat konservatif (deposito, SBN) dan 10%-15% di aset yang sangat agresif.
  • Speculative Insured Portfolio.
    In my understanding, intinya ini selalu batasi resiko kerugian saat investasi di speculative asset. Idealnya ketika suatu aset sudah turun 15%, cut loss.

Selain itu, ada poin menarik dari Nassim Taleb, yaitu:
Belajarlah tidak hanya dari orang sukses mengapa mereka menjadi sukses, tetapi kita juga perlu mempelajari dari orang yang gagal kenapa mereka gagal.

Jika diterapkan di dunia saham, kita juga sesekali perlu mempelajari kenapa suatu saham bisa hancur, supaya kita bisa menghindarinya.


Kalau saya tambahkan beberapa hal lagi tentang apa yang bisa kita terapkan sebagai investor, then these are some my opinions:

  1. No need to predict “the when”, but prepare and make investment plan!
    Ketika Black Swan (crash) terjadi, kita tidak panik karena sudah tau mau mengincar saham apa saat market sedang dilanda kepanikan.
  2. Cash is King.
    Bukan berarti harus jual saham supaya ada cash, tapi jangan buru-buru masuk jika memang belum ada peluang yang bagus.
  3. Quick Thinking.
    Ini sulit, tapi dibalik Black Swan (market crash) pasti selalu diikuti peluang di suatu sektor yang lainnya. Jika kita bisa menemukannya, maka Black Swan tersebut akan menjadi Black Swan yang positif.
  4. Stay Rationale.
    Sebagai investor, yang kita lihat utamanya adalah kinerja perusahaan ditambah dengan prospek yang menjanjikan. Beli perusahaan bagus, di harga wajar atau murah plus dengan prospek yang masih menjanjikan. Jangan kebalik.


Black Swan pasti akan terjadi
(cuma ga tau kapan dan apa).


Market Crash pasti akan terjadi
(dibalik krisis, pasti ada kesempatan).


Good luck!