Memahami GCG & Kepentingan Non Pengendali Dalam Perusahaan Publik!

Memahami GCG & Kepentingan Non Pengendali Dalam Perusahaan Publik!
Photo by Campaign Creators / Unsplash

GCG dan Kepentingan Non Pengendali

Good Corporate Govenance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan adalah prinsip-prinsip yang diterapkan dalam menjalankan usahanya seperti transparansi atau keterbukaan aksi yang dilakukan manajemen. Prinsip-prinsip ini berdasarkan peraturan undang-undang dan etika usaha dimana bertujuan untuk memberikan nilai pada pemegang saham dalam jangka panjang.

Umumnya cara membedakan tata kelola perusahaan yang baik dan buruk dengan memeriksa apakah ada kasus yang pernah terjadi pada manajemen. Namun ada cara lain yang bisa diketahui saat membuka laporan keuangan perusahaan tersebut. Kali ini kita akan mengambil emiten CASS dan APLN sebagai contoh.

Data keuangan CASS diambil dari Stock Up Engine

Jika melihat kinerja keuangan 3 tahun terakhir, maka berdasarkan laba bersih bisa dibilang kalau CASS berhasil melakukan turnaround dari rugi menjadi untung. Hanya saja perlu diperhatikan laba yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali yang justru membuat kita bertanya-tanya.

Laporan Keuangan CASS FY 2021

Di saat perusahaan mengalami kerugian, ditanggung oleh pemilik entitas induk atau pemegang sahamnya. Namun ketika perusahaan mengalami keuntungan, justru kepentingan non pengendali yang menikmatinya (bisa dilihat dari alokasi pembagian laba bersih). Hal ini pun terjadi sejak tahun 2019 dimana pola yang terjadi mirip dengan perubahan ekuitas kepentingan non pengendali.

Data keuangan CASS diolah

Tentunya hal ini bisa menjadi indikasi GCG yang kurang baik dan ada baiknya untuk dihindari. Berikutnya ada APLN yang mengalami pola yang sama, yaitu pemilik entitas rugi tetap kepentingan non pengendali tetap mendapatkan untung pada 4 tahun terakhir.

Data keuangan APLN 2018 - 2021 dari Stock Up Engine

Alasan mengapa kedua emiten ini bisa dibilang emiten dengan GCG yang kurang baik adalah alokasi laba bersih yang merugikan pemegang saham dan keanehan pada anak usaha. Kalau memang penyebab perbedaan alokasi ini adalah anak usaha maka seharusnya manajemen lebih berfokus pada anak usaha yang lebih menguntungkan tersebut.

Contoh tabel

Kepentingan non pengendali yang banyak pun akan mengurangi profitabilitas margin berupa rasio NPM. Dengan contoh tabel di atas, jika anak usaha dengan adanya kepentingan non pengendali dimiliki seluruhnya, maka profitabilitas akan meningkat dan tentunya memberikan nilai yang lebih baik bagi pemegang saham.

"Investasikan uang anda ke dalam bisnis yang memiliki return tinggi terhadap pemegang saham" - Warren Buffett